BAB II
DASAR TEORI
Bab
ini menjelaskan teori tentang permasalahan yang dibatas dalam tugas akhir
sampai dengan metodologi yang digunakan untuk mengembangkan sistem.
II.1 Teori Tentang Permasalahan
Sesuai dengan
judul yang diambil yaitu “PERANCANGAN
SISTEM INFORMASI PENGOLAHAN DATA PEMASANGAN SAMBUNGAN
TELEKOMUNIKASI BARU TELEPON PADA BAGIAN JARINGAN LOKAL DI PT. TELKOM Tbk.
KANCATEL BANJARAN”, maka pada bab ini akan diuraikan
teori yang berkaitan dengan judul diatas.
2.1.1 Pengertian Perancangan Sistem
Menurut John
Burch & Gary Grudnitski, perancangan sistem dapat didefinisikan sebagai
“Penggambaran, perencanaan dan pembuatan sketsa atau pengaturan dari beberapa
elemen yang terpisah ke dalam satu kesatuan yang utuh dan berfungsi”
Target akhir
dari perancangan adalah menghasilkan suatu rancangan yang memenuhi kebutuhan
pengguna sistem. Perancangan Sistem dibagi menjadi dua tahapan yaitu
perancangan konseptual dan perancangan fisik.
1.
Perancangan konseptual atau disebut juga perancangan
logis, pada perancangan ini kebutuhan pengguna dan pemecahan masalah yang
terjadi diidentifikasikan untuk kemudian diimplementasikan.
2.
Perancangan fisik, rancangan yang bersifat konseptual
diterjemahkan dalam bentuk bentuk fisik sehingga terbentuk spesifikasi yang
lengkap tentang modul-modul sistem dan antarmuka modul, serta rancangan basis
data secara fisik.
Tahap
perancangan sistem secara umum terdiri dari beberapa tahap yang harus dilalui
agar tercipta antarmuka dengan pengguna, antara lain:
1.
Perancangan Input
2.
Perancangan Output
3.
Perancangan Dialog
Perancangan sistem dapat didefinisikan yaitu
merumuskan bagaimana cara membentuk suatu struktur.
Perancangan sistem juga dapat diartikan sebagai berikut
ini :
1. Tahap
setelah analisis dari siklus pengembangan sistem.
2. Pendefinisian
dari kebutuhan-kebutuhan fungsional.
3. Persiapan
untuk rancang bangun implementasi.
4. Menggambarkan
bagaimana suatu sistem dibentuk.
5. Yang
dapat berupa penggambaran, perencanaan dan pembuatan sketsa atau pengaturan
dari beberapa elemen yang terpisah ke dalam satu kesalahan yang utuh dan
berfungsi.
6. Termasuk
menyangkut mengkonfigurasikan dari komponen-komponen perangkat lunak dan
perangkat keras dari suatu sistem.
II.1.2 Pengertian
Perancangan Sistem Informasi
Perancangan sistem informasi merupakan pengembangan
sistem baru dari sistem lama yang ada, dimana masalah-masalah yang terjadi pada
sistem lama diharapkan sudah teratasi pada sistem yang baru.
II.1.3 Siklus Hidup Pengembangan Sistem Informasi
Secara konseptual siklus pengembangan sebuah sistem
informasi adalah sbb:
1.
Analisis Sistem: menganalisis dan mendefinisikan
masalah dan kemungkinan solusinya untuk sistem informasi dan proses organisasi.
2.
Perancangan Sistem: merancang output, input,
struktur file, program, prosedur, perangkat keras dan perangkat lunak yang
diperlukan untuk mendukung sistem informasi.
3.
Pembangunan dan Testing Sistem: membangun
perangkat lunak yang diperlukan untuk mendukung sistem dan melakukan testing
secara akurat. Melakukan instalasi dan testing terhadap perangkat keras dan
mengoperasikan perangkat lunak.
4.
Implementasi Sistem: beralih dari sistem lama ke
sistem baru, melakukan pelatihan dan panduan seperlunya.
5.
Operasi dan Perawatan: mendukung operasi sistem
informasi dan melakukan perubahan atau tambahan fasilitas.
6.
Evaluasi Sistem: mengevaluasi sejauh mana sistem
telah dibangun dan seberapa bagus sistem telah dioperasikan. 6 Siklus tersebut
berlangsung secara berulang-ulang. Siklus di atas merupakan model klasik dari
pengembangan sistem informasi. Model-model baru, seperti prototyping, spiral,
4GT dan kombinasi dikembangkan dari model klasik di atas.
II.1.4 Konsep Dasar Sistem
Sistem adalah kumpulan dari
bagian-bagian yang bekerja sama untuk mencapai tujuan yang sama. Menurut Hanif
Al Fatta(2007) “Mendefinisikan sistem
sebagai seperangkat elemen yang di gabungkan satu dengan lainnya untuk satu
tujuan yang sama”.
Menurut Mc.Leod (1995), “Mendefinisikan sistem sebagai sekelompok
elemen-elemen yang terintegrasi dengan maksud yang sama untuk mencapai suatu
tujuan”.
Lebih
lanjut Jerry FitzGerald, Andra F. FitzGerald dan Warren D. Stallings, Jr.
mendefinisikan prosedur sebagai berikut :
“ Suatu Prosedur adalah suatu urutan-urutan yang tepat dari
tahapan-tahapan instruksi yang menerangkan apa (what) yang harus dikerjakan, siapa (who) yang mengerjakan, kapan (when) dikerjakan dan bagaimana (how) mengerjakannya. ” (10,2)
Sistem terotomasi mempunyai sejumlah komponen yaitu ;
1. Perangkat
keras (CPU, disk, printer, tape).
2. Perangkat
lunak (sistem operasi, sistem database, program pengontrol komunikasi, program
aplikasi).
3. Personil
(yang mengoperasikan sistem, menyediakan masukan, mengkonsumsi keluaran dan
melakukan aktivitas manual yang mendukung sistem).
4. Data
(yang harus tersimpan dalam sistem selama jangka waktu tertentu).
5. Prosedur
(instruksi dan kebijakan untuk mengoperasikan sistem).
Sistem berdasarkan prinsip dasar secara umum terbagi
dalam :
1.
Sistem terspesialisasi ; adalah sistem yang
sulit diterakpan pada lingkungan yang berbeda (misalnya sistem biologi; ikan
yang dipindahkan ke darat).
2.
Sistem besar ; adalah sistem yang sebagian besar
sumber dayanya berfungsi melakukan perawatan harian (misalnya dinosaurus
sebagai sistem biologi menghabiskan sebagian besar masa hidupnya dengan makan
dan makan).
3.
Sistem sebagai bagian dari sistem lain ; sistem
selalu merupakan bagian dari sistem yang lebih besar, dan dapat terbagi menjadi
sistem yang lebih kecil.
4.
Sistem berkembang ; walaupun tidak berlaku bagi
semua sistem tetapi hampir semua sistem selalu berkembang.
II.1.6 Konsep Dasar Informasi
Informasi adalah “Data yang sudah diolah, dibentuk,
atau dimanipulasi sesuai dengan keperluan tertentu” atau hasil dari pengolahan
data yang secara prinsip memiliki nilai atau value yang lebih dibandingkan data
mentah.
Menurut Mc.Leod (1995), “ Informasi adalah data yang telah diproses
atau data yang memiliki arti”.
Sedangkan Informasi menurut Wikipedia “Informasi
yaitu sebagai data yang telah diolah menjadi suatu hasil yang lebih berguna dan
berarti bagi si penerima informasi”.
II.1.7 Konsep Dasar Sistem Informasi
Pengertian Sistem Informasi menurut Henry C. Lucas.
“Sistem
Informasi adalah kegiatan dari suatu prosedur-prosedur yang diorganisasikan
bilamana dieksekusi akan menyediakan informasi untuk mendukukung pengambilan
keputusan dan pengendalian di dalam organisasi”.
II.1.8 Pengertian Bagan Alir
“Bagan alir (flow chart) adalah suatu diagram atau model yang berisikan istilah
atau pengertian mengenai langkah kegiatan pencatatan, penganalisisan, dan
pengkoordinasian informasi.(Zulkifli,2007:273).
II.1.9 Pengertian Kamus Data (Data
Dictionary)
Menurut Chr.Jimmy L.Gaol(2007) mendefinisikan bahwa:
“Kamus data adalah
suatu ensiklopedik dari informasi yang berkaitan dengan data perusahaan. Atau dapat juga kita katakana bahwa kamus
data adalah catalog atau directory yang berbasis komputer (computer-base catalog or directory) yang berisi data perubahan
(metadata).”
II.1.10 Pengertian Basis data
pelanggan
Basis data pelanggan adalah kumpulan data komprehensif yang terorganisir tentang pelanggan
dan calon pelanggan individual yang terkini, dapat diakses, dan dapat
dimanfaatkan untuk mencapai tujuan-tujuan pemasaran seperti identifikasi calon
pelanggan, kualifikasi calon pelanggan, penjualan produk atau jasa, atau
pemeliharaan hubungan pelanggan.
Basis data pelanggan yang dikembangkan
dengan baik menjadi aset eksklusif yang dapat memberikan keunggulan bagi
perusahaan. Dengan memanfaatkan informasi dalam basis data pelanggannya,
perusahaan dapat meraih jauh lebih banyak ketepatan pasar sasaran daripada yang
dapat diperoleh dengan menggunakan pemasaran masal, pemasaran segmen, atau
pemasaran relung pasar (niche marketing). Perusahaan dapat mengidentifikasi
pelanggan yang akan mendapatkan tawaran dan komunikasi pemasaran yang telah
diselaraskan dengan kebutuhan mereka.
II.1.11 Pengertian Pemasangan Sambungan
Telekomunikasi Baru Telepon
A.
Definisi
Adalah jenis
layanan jasa yang diperuntukkan bagi pengguna untuk berkomunikasi (pengiriman
suara / voice) jarak jauh, seperti : penyampaian dan penerimaan informasi dalam
bentuk suara
B.
Klasifikasi
Untuk hal pelayanan pasang baru dan pentarifan biaya
abonemen bulanan, pelanggan diklasifikasikan dalam 3 (tiga) segmen, yaitu :
·
Pelanggan Bisnis adalah pelanggan yang
melakukan kegiatan pengerahan sumber daya manusia secara komersial untuk
memperoleh pendapatan dan pendapatan tersebut digunakan untuk menjaga
keberlangsungan usahanya.
·
Pelanggan Residensial adalah pelanggan
perseorangan yang berdasarkan data kepelangganannya adalah pelanggan yang
menggunakan sambungan telekomunikasi untuk menunjang kegiatan sehari hari.
·
Pelanggan Sosiala dalah pelanggan yang
berbentuk Lembaga atau Badan Hukum yang melaksanakan usahanya bukan untuk
memperoleh laba tetapi untuk melaksanakan fungsi sosial sesuai dengan misinya.
II.1.12 Pengertian Telepon
Telepon adalah media transmisi dengan menggunakan kabel sebagai perantara antara
pengirim dan penerima.Wireline biasanya digunakan untuk jaringan dalam jarak
dekat seperti dalam satu kantor atau gedung.Akan tetapi,tidak menutup
kemungkinan wireline dapat digunakan untuk jaringan komunikasi jarak
jauh,seperti pada pesawat telepon dan sambungan Internet.
II.2 Metodologi Yang Digunakan
Metodologi menurut Tata Subari
dalam bukunya Analisa Sistem Informasi “Metodologi
adalah kasatuan metode-metode, prosedur-prosedur, konsep-konsep pekerjaan,
aturan-aturan yang digunakan oleh suatu ilmu pengetahuan, seni atau disiplin
yang lain”. (5.68)
Para profesional
sistem informasi telah bekerja selama bertahun-tahun untuk mengembangkan,
mengajar, dan menggunakan metodologi yang dapat dilaksanakan, perangkat
pemodelan, dan teknik yang dapat mengurangi, jika tidak dapat menghapuskan
masalah ini. Hal ini dimaksudkan untuk
mentransformasikan pengembangan sistem dari suatu pendekatan informal yang
kurang baik ke pendekatan terstruktur, dengan siklus hidup pengembangan sistem
(SDLC) dan metodologi prototype dan sistem perekayasaan perangkat lunak
berbantuan komputer (Computer-Aided And
Software Engineering – CASE), transformasi lebih dekat dengan kenyataan
daripada sebelumnya.
Gambar II.1 Siklus Hidup
Pengembangan Sistem (SDLC)
II.2.1 Pengertian Metodologi Terstruktur
Menurut Laudon
(2008), mendefinisikan bahwa :
“Metodologi terstruktur telah digunakan
untuk mendokumentasikan, menganalisis, dan merancang sistem informasi. Terstruktur (structured) berarti bahwa tekniknya adalah selangkah demi
selangkah, dengan setiap langkah dibangun di atas langkah sebelumnya. Metodologi terstruktur bersifat atas bawah,
mulai dari tingkatan yang tertinggi, yang paling abstrak, ketingkatan perincian
yang terendah-dari umum ke khusus”.
II.2.2
Alat - Alat Yang Digunakan
Dalam penulisan skripsi ini penulis menggunakan alat-alat pengembangan
sistem sebagai berikut :
1.
Diagram Alir Data (Data Flow Diagram)
Digunakan untuk menggambarkan suatu sistem yang telah ada atau sistem
baru yang akan dikembangkan secara logika tanpa mempertimbangkan lingkungan
fisik dimana data tersebut mengalir (misalnya lewat telepon, surat dan
sebagainya) atau lingkungan fisik dimana data tersebut mengalir (misalnya file
kartu, microfiche, hardisk, tape dan lain sebagainya). DFD merupakan
alat yang digunakan pada metodologi pengembangan sistem yang terstruktur (Structured
Analysis and Design). Beberapa simbol digunakan di DFD untuk maksud
mewakili: external entity (kesatuan luar), data flow (arus data),
process (proses), data store (simpanan data).
a.
Kesatuan Luar ( External Entity )
Merupakan
Kesatuan (Entity) di lingkungan luar system dapat berupa orang, organisasi atau
system lain yang memberilkan input atau menerima output dari system.
Disimbolkan dengan bentuk persegi panjang.
b.
Arus Data ( Data Flow )
Menunjukan
arus dari data, dapat berupa input bagi sistem atau output dari sistem.
Disimbolkan dengan bentuk panah dengan nama arus data dituliskan disampingnya.
c.
Proses ( Process )
Kegiatan
yang dilakukan oleh sistem dari arus data yang masuk untuk menghasilkan arus
data keluaran. Disimbolkan dengan bentuk lingkaran dengan nama proses dituliskan
didalamnya.
d.
Simpanan Data ( Data Store )
Merupakan simpanan dari data dapat berupa
arsip, file, database, dan lain-lain. Disimbolkan dengan dua garis
horizontal parallel.
2.
Diagram Alir Dokumen (Mapping Chart)
Merupakan diagram alir yang menunjukkan arus dari laporan dan formulir
termasuk tembusannya dari suatu bagian ke bagian lain dalam suatu sistem.
3.
Basis Data (Database)
Merupakan kumpulan dari data yang saling berhubungan satu dengan lainya,
terdiri dari simpanan luar komputer dan digunakan perangkat lunak tertentu
untuk memanipulasinya. penunjukkan hubungan antara file database yang digunakan
dalam sistem yg dirancang. Penggambaran database relationship dilakukan setelah
proses normalisasi.
Penerapan database dalam sistem informasi disebut dengan dataset sistem. Sistem basis data ini adalah sistem informasi
yang mengintegerasikan kumpulan dari data yang saling berhubungan satu dengan
yang lainnya yang membuatnya tersedia untuk beberapa aplikasi yang
bermacam-macam didalam suatu organisasi.
Basis data ini biasanyna diwujudkan dalam sebuah file, dimana file data
ini membuat element-element data yang masuk ke file dan arus data yang keluar
di transformasi E-R diagram ke skema relasi.
Skema relasi adalah sarana untuk mempresentasikan atribut-atributdari
setiap entity yang terdapat dalam sistem dan hubungan antar entity pada model
E-R diagram. Skema relasi ini penulis menggambarkan untuk penyimpanan database.
Skema relasi ini merupakan turunan dari E-R diagram yang diperoleh dengan
cara sebagai berikut :
a.
One to One (1:1)
Pada bentuk relasi ini, satu entity
bisa mempunyai relasi lebih dari satu pada entity lainnya
b.
One to Many (1:N)
Pada relasi ini satu entity bisa mempunyai
relasi lebih dari satu pada entity lainnya
c.
Many to Many (N:N)
Pada relasi ini banyak entity bisa
berelasi dengan banyak entity lainnya.
4.
Kamus Data (Data Dictionary)
Merupakan katalog fakta
tentang data dan kebutuhan-kebutuhan informasi dari suatu sistem informasi.
5.
Context Diagram
Context Diagram dapat disebut sebagai model sistem yang menggambarkan
batasan atau ruang lingkup suatu sistem yang bertujuan untuk memperoleh
jaringan informasi dari yang ada pada sistem ini.
6.
Basis data merupakan kumpulan dari data-data yang
saling berhubungan satu dengan yang
lainnya, tersimpan didalam perangkat keras ( hardware) dan untuk
penggunanya digunakan suatu perangkat lunak (software) yang dapat
memanipulasinya.
Database merupakan suatu jenjang atau tahapan dari data, database ini
berbentuk mulai dari :
a.
Karakter
Merupakan
bagian dari data yang terkecil dan dapat berupa angka, huruf, angka dan huruf
ataupun karakter khusus yang membentuk suatu item data.
b.
Field
Menggambarkan
suatu atribut dari record yang menunjukan suatu item dari data.
c.
Record
Merupakan
kumpulan dari field-field yang mengambarkan unit data individu tertentu.
d.
File
Terdiri
dari record record sejenis yang menggambarkan satu kesatuan data, dan kumpulan
dari file file tersebut membentuk sebuah database.
7.
Normalisasi
Adalah proses yang berkaitan dengan model data relational untuk mengorganisasi
himpunan data dengan ketergantungan dan keterkaitan yang tinggi, untuk
menghasilkan table-table dalam bentuk formal
Normalisasi merupakan suatu file yang terdiri dari beberapa group
element yang berulang-ulang perlu diorganisasikan kembali. Proses
mengorganisasikan file ini berguna untuk menghilangkan group element yang
berulang-ulang.
Tahapan dalam normalisasi
a.
Bentuk Normal Pertama (1NF/First Normal Form)
Adalah suatu bentuk relasi dimana atribut bernilai
banyak (multivalues attribute) telah dihilangkan sehingga kita hanya menjumpai nilai tunggal (mungkin saja
nilai null) pada perpotongan setiap baris dan kolom pada tebel.
b.
Bentuk Normal Kedua (2NF/Secomd Normal Form)
Suatu
relasi dalam bentuk 2NF jika berada dalam bentuk normal pertama dan setiap
atribut bukan kunci bergantung penuh pada kunci primer.
c.
Bentuk Normal Ketiga (3NF/Therd Normal Form)
Suatu
relasi dalam bentuk 3NF jika berada dalam bentuk normal kedua dan tidak
dijumpai kebergantungan transitif.
d.
Bentuk Norma keempat (4NF/Fourth Normal Form)
Suatu
relasi dalam bentuk 4NF jika berada dalam bentuk normal ketiga dan tidak
mengandung multivalues dependencies.
II.2.3 Teknik – Teknik Yang Digunakan
Teknik yang digunakan
penulis untuk menyelesaikan laporan tugas akhir ini adalah :
1.
Wawancara
Teknik wawancara memungkinkan penulis sebagai pewawancara untuk
mengumpulkan data secara bertatap langsung dengan orang yang diwawancarai.
Kebaikan Wawancara, yaitu :
1)
Wawancara memberikan kesempatan kepada pewawancara
untuk memotivasi orang yang diwawancarai untuk menjawab dengan bebas dan
terbuka terhadap pertanyaan-pertanyaan yang diajukan
2)
Memungkinkan pewawancara untuk mengembangkan pertanyaan
sesuai dengan situasi berkembang.
3)
Pewawancara dapat menilali kebenaran jawaban yang
diberikan dari gerak gerik dan raut wajah orang yang diwawancarai.
4)
Pewawancara dapat menanyakan kegiatan-kegiatan khusus
yang tidak selalu terjadi.
Keburukan Wawancara, yaitu:
1)
Proses wawancara membutuhkan waktu yang lama, sehingga
secara relative mahal dibandingkan dengan teknik yang lain.
2)
Keberhasilan hasil wawanacara sangat tergantung dari
kepandaian pewawancara untuk melakukan hubungan anatar manusia (Human
Relation)
3)
Wawancara tidak selalu tepat untuk kondisi-kondisi
tempat yang tertentu, misalnya lokasi-lokasi yang ramai dan rebut.
4)
Wawancara sangat mengganggu kerja dari orang yang
diwawancara bila waktu yang dimiliki sangat terbatas.
2.
Observasi
Observasi adalah pengamatan langsung suatu kegiatan yang sedang
dilakukan. Pada waktu melakukan observasi, penulis dapat ikut juga
berpartisipasi atau hanya mengamati saja orang-orang yang sedang melakukan
suatu kegiatan tertentu yang diobservasi.
Kebaikan Observasi, yaitu :
1)
Data yang dikumpulkan melalui observasi cenderung
mempunyai kehandalan tinggi, kadang kala observasi dilakukan untuk mengecek
validitas dari data yang telah diperoleh sebelumnya.
2)
Dapat melihat langsung apa yang sedang dikerjakan.
3)
Dapat melihat dan menggambarkan lingkungan fisik.
4)
Dapat mengukur tingkat suatu pekerjaan.
Keburukan Observasi, yaitu:
1)
Pekerjaan yang diamati dapat menimbulkan rasa terganggu
pada orang yang melaksanakannya.
2)
Pekerjaan yang sedang diobservasi tidak dapat mewakili
tingkat kesulitan, kegiatan khusus dan volume kegiatan tertentu.
3)
Observasi dapat mengganggu pekerjaan yang sedang
dilakukan.
4)
Orang yang diamati pekerjaannya cenderung melakukan
pekerjaan dengan lebih baik dari biasanya dan sering menutup-nutupi
kejelekan-kejelekannya.
3.
Studi Pustaka
Yaitu teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara mempelajari,
menelaah dan meneliti bahan bacaan yang erat kaitannya dengan masalah yang
dibahas.
4.
Dokumentasi
Yaitu pengumpulan data yang dilakukan dengan cara mengumpulkan dokumen
yang ada di perusahaan.
SURVEI DAN OBSERVASI
Bab ini digunakan untuk mengumpulkan informasi
sistem secara umum, interaksi dalam sistem secara kualitatif dan kuantitatif,
serta memodelkannya. Uraian dalam bab
ini menjelaskan tentang organisasi, prosedur sistem berjalan, aliran informasi
sistem berjalan, data dictionary, dan
hasil riset penelitian lainnya jika ada.
III.1 Organisasi Perusahaan
III.1.1 Sejarah
Singkat Perusahaan
Gambar III.1 Logo PT. Telkom
III.1.1.1 Fase Sebelum
Kemerdekaan
Cikal bakal PT. Telkom dimulai pada tahun
1882 oleh pemerintahan colonial Belanda dengan nama “Post En Telegraafdiens”.
Pada waktu itu, Post En Telegraafdiens masih merupakan suatu badan usaha swasta
yang berfungsi sebagai penyedia pelayanan jasa post dan telegraf. Kemudian pada
tahun 1906 pemerintah colonial Belanda mulai membentuk sebuah jawatan yang
mengatur layanan pos dan telekomunikasi yang diberi nama Jawatan Pos, Telegraf
dan Telepon (Post, Telegraf, and Telephone Dienst / PTT) atau lebih dikenal
dengan nama PTT – dienst. Setelah itu pada tahun 1931, PTT – dienst oleh
pemerintahan colonial Belanda diubah statusnya menjadi Perusahaan Negara.
III.1.1.2 Fase Sesudah
Kemerdekaan
Pada fase ini, dimulai pada tahun 1945 pada
saat terjadi Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia sebagai Negara yang
sudah merdeka, berdaulat dan lepas dari pemerintahan Jepang. Pada tahun 1960,
pemerintah mengeluarkan PERPU No. 10 tahun 1960 tentang persyaratan sebuah
perusahaan Negara yang kemudian disusul oleh PERPU No. 240 tahun 1961 untuk
mengubah status jawatan PT. TELKOM menjadi Perusahaan Negara Pos dan
Telekomunikasi (PN Postel).
Pada tahun 1965 dipecah menjadi Perusahaan
Negara Pos dan Giro (PN Pos & Giro), dan Perusahaan Negara Telekomunikasi
(PN Telekomunikasi). Kemudian pada tahun 1974 PN Telekomunikasi disesuaikan
menjadi Perusahaan Umum Telekomunikasi (Perumtel) yang menyelenggarakan jasa
telekomunikasi nasioanal maupun internasional. Pada tahun 1980 pemerintah
mendirikan PT. Indonesian Satellite Corporation (Indosat) untuk
menyelenggarakan jasa telekomunikasi internasional, dan terpisah dari Perumtel.
Tahun 1989 pemerintah mengeluarkan Undang –
undang No, 3/1989 tentang Telekomunikasi, yang berisi paran serta swasta dalam
menyelenggarakan telekomunikasi. Pada tahun 1991 Perumtel berubah bentuk
menjadi Perusahaan Perseroan (Persero) Telekomunikasi Indonesia berdasarkan PP
No. 25 tahun 1991. Setelah itu pada tanggal 14 November 1995 mulai melakukan
Penawaran Umum perdana saham Telkom (Initial Public Offering / IPO) dan sejak
saat itu Telkom tercatat dan diperdagangkan di Bursa Efek Jakarta (BEJ), Bursa
Efek Surabaya (BES), New York Stock Exchange (NYSE) dan London Stock Exchange
(LSE). Saham Telkom juga diperdagangkan tanpa pencatatan (Public Offering
Without Listing / POWL) di Tokyo Stock Exchange.
Tanggal 1 Januari 1996 Keraja Sama Operasi
(KSO) mulai diimplementasikan di wilayah Divisi Regional I Sumatera dengan
mitra Pramindi Ikat Nusantara (Pramindo); Divisi Regional II Jabotabek &
Banten dan Divisi Regional III Jawa Barat dengan mitra PT. Asia West
Internasional (Asia West); Divisi Regional IV Jawa Tengah & DI Yogyakarta
dan Divisi Regional V Jawa Timur dengan mitra PT. Mitra Global Telekomunikasi
Indonesia (MGTI); Divisi Regional VI Kalimantan dengan mitra PT. Dayamitra
Telekomunikasi (Dayamitra); Divisi Regional VII Kawasan Indonesia Timur dengan
mitra PT, Bukaka Singtel. Kemudian pada tahun 1999 pemerintah mengeluarkan
Undang – undang No. 36 tahun 1999, tentang penghapusan monopoli penyelenggaraan
telekomunikasi yang akhirnya berpengaruh pada PT. Telkom.
Tahun 2001 PT. Telkom membeli 35% saham
Telkomsel dari PT. Indosat sebagai bagian dari implementasi rekontrusi industri
jasa telekomunikasi di Indonesia, yang ditandai dengan penghapusan kepemilikan
bersama dan kepemilikan sialng antara Telkom dengan Indosat. Dengan transaksi
ini, Telkom menguasai 72,27% saham Telkomsel. Telkom membeli saham 90,32% saham
daya mitra dan mengkosilidasikan laporan keuangan daya mitra kedalam laporan
keuangan Telkom. Tahun 2002 Telkom membeli seluruh saham Pramindo melalui tiga
tahap, yaitu : 30% saham pada saat itu ditandatanganinya perjanjian jual beli
pada tanggal 15 Agustus 2002, 15% pada tanggal 30 September 2003 dan sisa 55%
saham pada tanggal 30 Desember 2004. PT. Telkom menjual 12,27% saham Telkomsel
kepada Singapore Telecom, dan dengan demikian Telkom memiliki 65% saham
Telkomsel. Sejak Agustus 2002 terjadi duopoly penyelenggara telekomunikasi
lokal.
III.1.2 Latar Belakang Berdirinya Perusahaan
PT.
Telekomunikasi Indonesia, Tbk. atau lebih dikenal dengan nama PT.Telkom merupakan salah satu perusahaan BUMN yang
bergerak di bidang jasa telekomunikasi. Sebagai perusahaan jasa, PT.Telkom harus berorientasi pada konsumen yang merupakan
pengguna jasa. PT.Telkom berusaha untuk
memberikan
pelayanan yang baik kepada para konsumennya. Dalam perkembangannya, PT.Telkom menggunakan kredo/semboyan Committed 2U
yang menunjukan betapa pentingnya konsumen sebagai pengguna jasa
telekomunikasi.
Gambar III.2 Kredo
PT. Telkom
Arti dari kredo PT. Telkom, yaitu:
1.
Telkom
ingin selalu fokus kepada pelanggan.
2.
Telkom
ingin selalu memberikan pelayanan yang prima dan mutu produk yang tinggi serta
harga yang kompetitif.
3.
Telkom ingin
selalu melaksanakan segala sesuatu melalui cara – cara yang terbaik (Best
Practices).
4.
Telkom
ingin selalu menghargai karyawan yang proaktif dan inovatif dalam peningkatan
produktifitas dan kontribusi kerja.
5.
Telkom
ingin selalu berusaha menjadi yang terbaik.
Selain menggunakan kredo atau semboyan, PT.
Telkom mempunyai maskot perusahaan yang sering disebut Maskot Be Bee.
Gambar III.3 Maskot
PT. Telkom
Arti Maskot Be Bee PT. Telkom, yaitu:
1. Antena Lebah lebih Sensitif terhadap segala
keadaan dan perubahan.
2. Mahkota Kemenangan.
3. Mata yang Tajam dan Cerdas.
4. Sayap yang lincah dan praktis.
5. Tangan Kuning memberikan karya yang terbaik.
Sebagai salah
satu perusahaan nasional di Indonesia, PT. Telkom idealnya harus beroperasi dan dapat melayani seluruh wilayah di
Indonesia. Sehingga dalam usahanya untuk memberikan kepuasan dan memenuhi
kebutuhan jasa telekomunikasi bagi konsumen. PT. Telkom membagi wilayah operasinya menjadi beberapa wilayah yang disebut sebagai
Divisi Regional (DIVRE), antara lain:
1. Divre II
(Sumatera)
2. Divre II
(Jabotabek & Banten)
3. Divre III
(Jawa Barat)
4. Divre IV
(Jawa Tengah & DIY)
5. Divre V (Jawa Timur)
6. Divre VI
(Kalimantan)
7. Divre VII
(Indonesia Timur)
III.2 Visi dan Misi Perusahaan
III.2.1
Visi :
Visi PT. Telekomunikasi Indonesia
(TELKOM) adalah ”To Become a Leading InfoCom Player in the Region”
Telkom bukan lagi perusahaan yang
memonopoli pasar telekomuniksi Indonesia yang paling kompetitif tentu saja yang
akan menang menjadi Infocom Player mengandung arti bahwa Telkom bergerak dalam
bisnis informasi dan komunikasi yang secara konkret diwujudkan dalam bentuk
keanekaragaman produk jasa. Semula layanan yang disajikan hanya POTS
( Plain
Ordinary Telephone Services ); kini menjadi PMVIS ( Phone,
Mobile, View, Internet, Services ). Dominant Infocom Player in the
Region mengandung pengertian bahwa telkom berupaya untuk menempatkan
diri sebagai perusahaan Infocom berpengaruh di kawasan Asia Tenggara, yang
kemudian akan berlanjut ke kawasan Asia, dan Asia-Pasifik.
III.2.2 Misi :
a.
“To Provide One Stop Infocom Services With Excellent Quality and
Competitive Price”
Telkom berkomitmen
memberikan layanan terbaik dan berkualitas, untuk kemudahan bagi pelanggan dan
harga yang kompetitif.
b.
Managing BusinessThru Best Practices, competitive Adventages and
Synergy”
Dalam mengelola bisnis,
Telkom melakukan dengan cara-cara terbaik sesuai dengan standar internasional,
yang fokus pada optimalisasi keunggulan kompetitif perusahaan, serta membangun
sinergi kemitraan yang saling mendukung dan menguntungkan..
III.3 Nilai-nilai Inti Telkom
Nilai-nilai inti ( core values ) Telkom adalah nilai-nilai
yang harus dianut bersama oleh seluruh insan Telkom. Nilai-nilai ini digali
dari Committed 2 U yang terdiri dari
3 nilai yaitu :
a. CUSTOMER VALUE adalah manfaat bersih yang diperoleh pelanggan
dari produk atau pun jasa dengan tingkat pengorbanan dari produk atau pun jasa
dengan tingkat pengorbanan dari produk atau pun jasa dengan tingkat pengorbanan
biaya, waktu, dan tenaga tertentu. Karena itu customer harus dijadikan sebagai acuan, perhatian, maupun
kepedulian yang utama dan pertama dari setiap Insan Telkom di dalam mereka
menjalankan pengelolaan perusahaan.
b. EXCELLENT SERVICE adalah
nilai inti Telkom kedua yang mengedepankan pelayanan dengan mutu yang melebihi
harapan pelanggan. Pelayanan excellent
tercipta karena setiap orang, melakukan hal yang tepat, pada waktu yang tepat,
dalam cara yang tepat, untuk orang yang tepat, dan hasil-hasil yang terbaik.
c. COMPETENT PEOPLE adalah nilai inti telkom ketiga.
Dengan nilai ini perusahaan menghargai tinggi setiap insan Telkom yang memiliki
kemampuan untuk memenuhi dengan cakap segala tuntutan pelayanan dalam bisnis
telekomunikasi yang kompetitif.
III.4 Struktur Organisasi Perusahaan
Gambar III.4
Struktur Organisasi PT. TELKOM Tbk.
III.5 Uraian
Pekerjaan (Job Description)
1.
Asman Customer Care Commerce
Office Banjaran
a.
Koordinator pengawasan di perusahaan.
b.
Mengelola sumber daya secara optimal untuk mencapai
sasaran strategi yang telah ditetapkan.
c.
Melakukan koordinasi dengan pihak eksternal perusahaan
dalam menjalankan tugas.
2.
Supervisor Plasa Banjaran
a.
Aktivasi kelengkapan implementasi Fisik.
b.
Aktivasi hasil Risk Assesment.
c.
Kepuasan pengunjung plasa atas kenyaman tempat
pelayanan dan performansi petugas pelayanan.
d.
Tingkat kelancaran hubungan kerja.
3. Off – 3 Sales
a.
Kemudahan dan kecepatan penyedian data.
b.
Kualitas pelaporan (tingkat akurasi dan ketepatan
waktu).
c.
Perbandingan penyelesaian administrasi pelanggan pada
hari yang sama.
III.6 Tata Tertib
PT. Telkom Plasa Banjaran mempunyai beberapa tata tertib perusahaan
seperti:
1.
Kerja di mulai dari Senin s/d Jum’at.
2.
Di mulai dari jam 08.00 s/d 16.00 WIB.
3.
Istirahat jam 12.00 s/d 13.00 WIB.
4.
Khusus di hari Senin dan Rabu, karyawan memakai pakaian
putih yang sudah ditentukan oleh pusat.
5.
Setiap hari Jum’at, karyawan memakai pakaian batik.
6.
Hari Sabtu dan Minggu karyawan libur kecuali karyawan
yang mendapatkan tugas piket.
Adapun beberapa
standar interaksi teknisi bagi karyawan, seperti:
1.
Standar Interaksi Teknisi Ke
Lokasi Pelanggan
a. Berpakaian seragam
dan tanda pengenal.
b. Mengetuk pintu
atau membunyikan bel.
c. Mengucapkan salam.
d. Mengkonfirmasi
kedatangan.
e. Meminta ijin.
f. Mengerjakan dengan
tuntas dan rapi.
g. Menjelaskan maksud
dan tujuan.
h. Menginformasikan
progress.
i.
Menepati janji.
j.
Tidak boleh membuat ketidak nyaman suasana.
k. Tidak boleh
berkata kasar atau menyakitkan hati.
l.
Tidak boleh memotong pembicaraan pelanggan.
m. Tidak boleh
meminta imbalan berupa uang atau barang.
n. Tidak boleh
meminjam sarana kerja.
o. Tidak boleh
meminjam telepon (kecuali test call).
p. Tidak boleh
melakukan pelecehan (SARA, Sex, gender).
q. Tidak boleh
membawa barang milik pelanggan.
r.
Tidak boleh meninggalkan lokasi dalam keadaan kator
dan tidak rapi.
s. Tidak boleh parkir
sembarang.
2.
Standar Interaksi Teknisi Dengan
Rekan Kerja
a. Bekerja sama.
b. Tidak boleh
curang.
c. Tidak boleh saling
menjatuhkan.
d. Tidak boleh
menyembunyikan informasi.
e. Tidak boleh
melemparkan tanggung jawab
f. Tidak boleh
merusak nama baik.
3.
Standar Interaksi Teknisi Dengan
Sarana Kerja
a. Menyiapkan sarana
kerja, termasuk kendaraan.
b. Mengoperasikan
sarana kerja sesuai instruksi kerja.
c. Merawat sarana
kerja, termasuk kerja.
d. Menjaga
kelengkapan sarana kerja.
e. Memastikan sarana
kerja terkalibrasi.
f. Mengembalikan
sarana kerja.
g. Tidak boleh
merusak atau menghilangkan sarana kerja.
h. Tidak boleh
meminjam sarana kerja.
i.
Tidak boleh menjual sarana kerja.
j.
Tidak boleh mengambil atau menukar suku cadang.
4.
Standar Interaksi Teknisi
Pelanggan Melalui Telepon.
a.
Mengucapkan salam.
b.
Mengkonfirmasi data pelanggan.
c.
Menjelaskan maksud dan tujuan.
d.
Menjelaskan permasalahan palanggan.
e.
Menginformasikan progress.
f.
Menucapkan terima kasih.
g.
Menempati janji.
5.
Standar Interaksi Teknisi Dengan Atasan
a. Melaksanakan W.O
(Work Order)
b. Koordinasi dengan
atasan jika menemui kendala.
c. Melaporkan hasil
aktifitas penyelesaian W.O.
d. Melaporkan
kelengkapan tools yang diperlukan.
e. Menginformasikan
pekerjaan di luar jam kerja
f. Tidak boleh
memberikan informasi yang mnyesatkan.
g. Tidak boleh
menolak pekerjaan tanpa alasan yang jelas.
III.7 Prosedur Sistem Berjalan
Pada Bagian ini dijelaskan tentang sistem yang
sedang berjalan berupa pola-pola aliran informasi yang terjadi di dalamnya
melalui dokumen-dokumen, laporan-laporan, serta proses-proses yang terjadi,
dimana penyajiannya dapat berupa:
III.7.1 Penjelasan Naratif
1.
Cari Solusi
Alternatif
Jika TTM (Teknik Tidak
Mungkin) maka bagian SERPO (Service Point) akan membuat konfirmasi kebagian
Jaringan Lokal (JARLOK) untuk mencari solusi alternative apakah TTM bisa
menjadi TM (Teknik Mungkin) atau tidak, bisa dan tidaknya akan dikonfirmasi
oleh Bagian Jaringan Lokal ke bagian SERPO.
2.
Cetak Tel-25
Kemudian Bagian
Jaringan Lokal akan menerima Tel-25 (Surat Perintah Kerja) dari Bagian SERPO
Bagian JARLOK akan menginput data Work Order dan mencetak SPK menjadi 3 rangkap
dan diberikan ke bag. Maintence Distribution Fram (MDF).
3.
WO Kembali
Setelah mencetak
Te-l25 (Surat Perintah Kerja) Bagian JARLOK akan melakukan proses WO Kembali ke
Bagian Pusat, menandakan SPK sudah di terima dan di cetak.
4.
Cari Data
Teknik (DATEK) Pelanggan
Setelah menerima SPK
sebanyak 3 rangkap dari bag. JARLOK,maka bag. MDF akan meminta DATEK(Data
Teknik Pelanggan) ke Bagian JARLOK untuk proses
pemasangan jamper.
5.
Arsipkan SPK
Setelah Bagian MDF selesai maka SPK akan dikembalikan
kebagian JARLOK dan Bagian JARLOK akan menampung yang kemudian akan diberikan
ke Bagian Gudang.
6.
Test
Sambungan
Setelah Bagian MDF
Selesai, maka Bagian jarlok akan memonitoring kepada Bagian Out Sourching dan mengecek
kesesuain sambungan.
III.7.2 Diagram Alir Informasi
Gambar III.5
Diagram Alir Informasi
III.7.3
Mapping Chart Sistem Berjalan
Gambar III.6 Mapping Chart Sistem Berjalan
Keterangan :
2. TTM
= Teknik Tidak Mungkin
3. TM
= Teknik Mungkin
6. Tel25
= Surat Perintah Kerja
7. DATEK
= Data Teknik Pelanggan
III.8 Aliran Informasi Sistem Berjalan
III.8.1. Context Diagram
Gambar III.7
Contex Diagram
III.8.2 Data Flow Diagram
Gambar III.8
DFD Level 0 Sistem Berjalan
III.9 Data Dictionary
Data Dictionary : DATA STORE
|
Nama : Work
Order
Deskripsi
: Untuk Menampung Data Pemasangan Sambungan
Baru Telepon
Volume : -
Akses : Di proses setiap ada pemasangan baru
Retensi : -
|
Struktur :
Work Order = Kode WO
+ No Pelanggan + Operasi + Produk
+ Kategori Pelanggan + Type +
Instalasi + Jenis Sambungan + tanggal
|
Data Dictionary : DATA STORE
|
Nama : Pelanggan
Deskripsi
: Menampung data-data
pelanggan
Volume : -
Akses : Direct/ langsung
Retensi : -
|
Struktur :
Pelanggan = No Pelanggan + No Telepon +
Nama + Alamat + MDF + Primer + Sekunder + Rumah Kabel + DN
|
Gambar III.9 Data Dictionary
No comments:
Post a Comment